Rabu, 30 Oktober 2013

KENANGAN

 KENANGAN

Saat aku bersamamu
terasa indah hari-hariku
saat aku mengenang mu
menetes air mataku

Ku kenang dirimu
didalam hatiku
ku ingat masa-masaku dengan mu
yang penuh suka dan cita
kenangan hanyalah tinggal kenangan
yang tak mungkin terulang kembali,......

PERSAINGAN SESAMA PERUSAHAAN

Lima kekuatan Porter adalah kerangka untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School  pada 1979. Menggunakan konsep-konsep pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar.   Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
Berikut adalah analisis teori Porter pada PT Kimia Farma :
1) Ancaman pendatang baru
Kekuatan  ini biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap  bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi.  Biasanya semakin tinggi hambatan  masuk , semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang baru. Obat-obatan yang di produksi oleh PT Kimia Farma sudah terpercaya oleh para apotek-apotek di seluruh Indonesia karena kualitas dari produk tersebut, sehingga PT Kimia Farma selalu membuat produknya lebih berkualitas lagi supaya masyarakat tetap percaya dengan produk ini.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok
Daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan, atau, misalnya, muatan berlebihan harga tinggi untuk sumber daya yang unik.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli
Kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya  akan membuat posisi pembeli semakin kuat.
4) Ancaman produk subtitusi
Pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti lebih baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar. Produk pengganti dari Kimia Farma sangat banyak sekali, misalnya dapat di ganti dari produk Kalbe Farma, Darya Varia, Sanbe Farma dll yang semuanya mempunyai kualitas yang baik.
5) Persaingan di dalam industri
Untuk mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap produk tersebut.

 http://iuditrilukman.wordpress.com/2010/03/24/analisis-persaingan-dengan-menggunakan-model-lima-kekuatan-persaingan-dari-m-porter-pt-kimia-farma/

hambatan pemasukan

BARRIERS TO ENTRY (HAMBATAN MASUK)adalah kondisi atau keadaan yang menyulitkan atau luar biasa mahal bagi perusahaan luar untuk memasuki pasar tertentu dan berkompetisi dengan perusahaan yang telah berjalan atau telah menjual produk atau jasa tertentu. Hambatan ini bisa disebabkan banyak hal. Hukum dan perundang-undangan serta hambatan politis lain, sejak dahulu kala merupakan biang keladi bercokolnya praktik monopoli atau kartel  di pasar. Hal itu dapat terjadi dengan pemberian hak monopoli secara terang-terangan kepada perusahaan yang difavoritkan secara politis, atau dengan memberlakukan hukum maupun ke-putusan yang secara tidak langsung berakibat sama. Misalnya dengan melonjakkan biaya atau menunda pemberian lisensi, izin, impor lintas negara, atau peraturan lain yang dibutuhkan untuk melakukan penjualan di pasar, yang secara efektif mempengaruhi kompetisi baru tanpa larangan eksplisit. Sedangkan pemberlakuan peraturan proteksi paten mem-berikan keuntungan biaya dan mutu atas kompetitor potensial lainnya. Paling tidak, sepanjang produk-produk baru yang lebih baik atau lebih tinggi teknologinya belum diketahui atau belum diperoleh calon produsen baru. Bahkan tanpa keberpihakan politis pun, suatu perusahaan mapan atau perusahaan-perusahaan dalam industri sudah bisa menikmati sejumlah keunggulan atas para pemain baru. Ini disebabkan tingginya pengeluaran awal dalam suatu industri padat modal guna membiayai teknologi yang memberikan dampak nyata terhadap skala ekonomi perusahaan yang telah mengeluarkan pengeluaran sejenis.

 http://arti-pengertian-definisi.blogspot.com/2013/04/hambatan-masuk-perusahaan-dalam.html

Rabu, 09 Oktober 2013

BIARKAN WAKTU YANG MENGATUR

BIARKAN WAKTU YANG MENGATUR


Setiap pertemuan ..
Pasti ada perpisahan
Mungkin ..
Ini adalah akhir dari semuanya
Aku tau itu sobat
Aku tau ..

Kau tak rela ..
Jika aku meninggalkanmu
Jika aku tak bertemu denganmu lagi
Biarkanlah perpisahan ini
Waktu yang mengatur
Tuhan lah yang telah berkehendak

Mungkin ini adalah yang terbaik
Dari Tuhan yang Maha Esa
Ikhlaskanlah kepergianku ini
Ikhlaskanlah ..

Selasa, 08 Oktober 2013

Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen produksi dan operasi pengarang eddy herjanto
Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kegiatan ini dalam banyak perusahaan melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah terbesar dari asset perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan produksi dan operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Melalui kegiatan produksi dan operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, produk ini selebihnya akan dijual untuk memperoleh keuntungan dan sumber dana yang selanjutnya untuk digunakan pada kegiatan operasi berikutnya.
Manajemen Operasi
Pengertian manajemen operasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan dalam manajemen operasi mencakup penggunaan fungsi manajemen. Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Proses Transformasi
Kegiatan transformasi merupakan kegiatan organisasi yang melakukan proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output). Input bisa berupa material, modal, peralatan sedangkan output bisa berupa barang jadi, setengah jadi dan jasa. Proses ini biasanya dilengkapi dengan kegiatan umpan balik untuk memastikan output sesuai dengan yang dikehendaki.
Kegiatan umpan balik dilakukan dengan melakukan pengecekan pada beberapa titik kunci dan membandingkannya dengan standar atau acuan yang telah ditetapkan. Apabila terjadi perbedaan antara output dengan standar maka dilakukan koreksi yang berupa perbaikan input atau penyempurnaan proses produksi sehingga keluaran bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Unsur manajemen operasi
Elemen yang mendasari manajemen operasi yaitu:
1.Konsep dasar manajemen produksi yang membedakannya dari disiplin ilmu lain, misalnya konsep dasar perencanaan tata letak, perencanaan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, persediaan, penjadwalan, dan pengendalian mutu.
2.Teknik dan konsep yang dikembangkan melalui teori organisasi dan manajemen. Teknik tersebut banyak digunakan terutama dalam perencanaan kerja, organisasi sumber daya dan pengendalian proses.
3.Penerapan pengetahuan dan praktek yang telah dikembangkan dari disiplin ilmu lain seperti ekonomi, keuangan, dan matematika. Misalnya penentuan tingkat produksi didasarkan atas pendekatan atas permintaan dan penawaran dari teori ekonomi, analisa kinerja operasi dengan menggunakan rasio keuangan, penggunaan metode kuantitatif atau matematik dalam pengambilan keputusan.
4.Penemuan teknologi yang sangat berpengaruh dalam system produksi serta mendorong perkembangan teknologi proses ataupun produksi yang menyebabkan perubahan baik dalam tata letak, jenis peralatan maupun proses produksi.
Aplikasi
Manajemen operasi dapat diterapkan diberbagai jenis organisasi, misalnya industri manufaktur, perkebunan, rumah sakit, perhotelan atau perbankan. Manajemen operasi diperlukan dalam pengaturan tata letak bangunan, ruang, mesin atau pun peralatan; dalam menentukan cara kerja dan waktu standar untuk suatu tugas; pengembangan desain produk; pendistribusian hasil produk; berbagai kegiatan operasi yang lain.
Struktur dasar dan unsur manajemen operasi untuk semua jenis perusahaan sama, namun tingkat kepentingan unsur unsur bisa berbeda tergantung pada jenis perusahaan yang bersangkutan. Misalnya perencanaan tata letak yang diperlukan dalam restoran, sekolah tapi terasa sangat penting bagi perusahaan manufaktur, terutama dalam pengaturan mesin dan peralatan produksi.
Produktivitas
Ukuran utama yang digunakan untuk mengukur kinerja dari manajemen operasi adalah produktivitas. Produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara umum produktivitas dinyatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap masukan, atau rasio hasil yang diperoleh dengan sumber daya yang terpakai. Pengukurana produktivitas dapat dilakukan untuk lingkup nasional, industri, organisasi dan perorangan. Pengukuran produktivitas berguna dalam membandingkan hasil yang dicapai antara periode satu dengan periode yang lain atau produktivitas yang dicapai antara dua Negara, departemen, bagian atau perorangan.
Pengambil keputusan dalam manajemen operasi
Pengambil keputusan dalam manajemen operasi berkaitan erat dengan jangka waktu perencanaan. Perencanaan dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu : perencanaan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang berhubungan dengan hal hal strategis sehingga pengambil keputusan menjadi tanggung jawab pimpinan puncak.Perencanaan jangka panjang meliputi penyusunan kebijakan, misalnya menyangkut lokasi fasilitas dan pengembangannya, penentuan kapasitas, pengembangan produk baru, penelitian dan pengembangan serta investasi. Perencanaan ini mencakup 24-60 bulan.
Perencanaan jangka menengah dimulai setelah perencanaan jangka panjang dibuat, umumnya horizon waktu antara 3 – 24 bulan. Perencanaan ini merupakan tugasmanajer operasi yang akan membuat keputusan taktis. Perencanaan jangka panjang menengah harus konsisten dengan strategi yang telah dibuat pimpinan puncak dan dilaksanakan pada sumber daya yang telah disediakan oleh keputusan strategi sebelumnya, missal perencanaanpenjualan, perencanaan dan anggaran produksi penentuan tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan.
Perencanaan jangka pendek mencakup waktu yang relative pendek. Biasanya kurang dari 3 bulan. Perencanaan ini menjadi tanggung jawab personel operasi yang bekerja dengan supervisor atau foreman untuk menjabar perencanaan jangka menengah menjadi rencanan operasional bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan ini meliputi penugasan kerja, penjadwalan, pembebanan, pengurutan dan pengiriman. 

Sumber: http://aguswibisono.com/2009/manajemen-produksi-dan-operasi/

Etika Bisnis

1.1.ETIKA BISNIS DAN ISU TERKAIT
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah satu maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”. Makna kedua menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas merupakan subjek.

A. Moralitas
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat.
Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan.

Hakekat standar moral :
  1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
  2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
  3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
  4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
  5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
    Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.

B. Etika
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.

C. Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

D. Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
  • Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
  • Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

E. Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.

F. Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat.
Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada.
Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif.
Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.

sumber:  http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentang-etika-bisnis.html